Kepedulian nya dalam bentuk sosial dikalangan
masyarakat Muratara sudah tidak diragukan lagi, kerap kali masyarakat dilanda
musibah ia hadir ditengah-tegah masyarakat. Aktif hadir ditengah keramaian
masyarakat yang sedang menggelar hajatan. Selain itu, ia juga dikenal sebagai
sosok yang sangat supel, mudah berbaur tanpa pandang bulu, dan mengayomi.
“Beliau sangat baik dengan siapapun, dan tidak
pernah tebang pilih dalam tolong menolong. Siapapun yang membutuhkan bantuan
pasti akan dibantunya. Lebih lebih orang lemah pasti lebih beliau prioritaskan
dari kepentingannya sendiri.” Ungkap Tar (45), salah satu warga Terusan saat
dimintai pendapat tentang Afrizal.
Hidup dari kalangan keluarga yang sederhana dan
kelas menengah, Anak dari Muhammad Akip ini, memiliki motto hidup, kekalahan
adalah kemenangan yang tertunda atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Menurutnya, Terkadang kegagalan terasa
menyakitkan lebih-lebih yang diharapkan jauh dari kenyataan. Tak ayal,
kegagalan membuat hidup seseorang menjadi jatuh terpuruk dalam keputusan,
namun ia berpesan kegagalan itu wajar dan semua orang pasti mengalaminya.
“Menurut mamak, kegagalan bukan akhir dari segalanya,
namun merupakan proses dari lahirnya keberhasilan. Semakin kita terus berusaha
memperbaiki setiap kegagalan, yakin lah keberhasilan akan sampai didepan mata,”
pesan suami Khasanah Martiah.
Mantan aktivis (Persatuan Mahasiswa Islam
Indonesia) PMII, (Remaja Masjid) Risma, dan Rismen ini pun mengingatkan bahwa
manusia tidak akan mencapai titik puncak keberhasilan tanpa pernah jatuh dalam
titik yang paling bawah. Selain itu, Ia mengibaratkan, kegagalan dan
keberhasilan bak bola basket, semakin tinggi ia dijatuhkan maka semakin tinggi
ia memantul ke atas.
Sama dengan yang dialami selama hidupnya. Seperti
keberadaannya saat ini bukan serta merta diraih tanpa kegagalan. Selain
kegagalan, alumnus SD Negeri Sukamenang tahun 1984 dan alumnus MTs Negeri 1
Lubuklinggau ini juga mengalami banyak kesulitan dalam menempuh pendidikan ahir
dan S1.
“Setelah lulus MTs, waktu itu mamak sangat
ingin bisa sekolah di (Pendidikan Guru Agama) PGA. Mamak pun mencoba mendaftar
ke sekolah PGA Bengkulu tahun 1991. Sangat disesalkan waktu tes pertama mamak
tidak lulus,” kenangnya sambil menghela nafas. Akhirnya sekolah Tridarma menjadi
alternatif terakhir yang ditempuhnya.
Sedikit diceritakannya, saat menempuh
pendidikan di Tridarma ia hanya bertahan selama enam bulan, karena ia berubah
pikiran ingin mendalami agama Islam, bapak dari lima orang puteri ini pun
memutuskan untuk mengakhiri pendidikan di Tridarma dan meneruskan pendidikan di
Pondok Pesantren Salaf, yaitu Pesantren Darus Salam Bengkulu.
Tidak berhenti sampai di sini, keinginannya
untuk mengenyam pendidikan di PGA tak pernah pupus. Tanpa putus asa, usai
nyantri selama tiga tahun, ia pun kembali mendaftarkan diri di PGA Bengkulu.
“Alhamdulillah, sekalipun banyak mengalami kesulitan,
cita cita mamak bisa terwujud.” Ucapnya bangga. Tak hanya diterima menjadi
siswa PGA, saat itu ia mampu menjadi pelajar yang cukup berprestasi. Selain
memiliki nilai Akademik yang cukup baik, ia juga aktif di Organisasi kesiswaan
dan pernah menjabat sebagai pengurus pramuka (Dewan Kerja Daerah Provinsi) DKD
Bengkulu selama sembilan tahun.
Tidak hanya dalam dunia pendidikan, kegigihannya
dalam mewujudkan cita-cita juga tercermin dalam dunia politik. Terbukti dua
kali gagal mencalonkan diri sebagai dewan daerah Kabupaten Musirawas pada tahun
2009 dan 2014, tak membuat alumni (Institute Agama Islam Negeri) IAIN Bengkulu
ini putus asa.
“Sesuai motto tadi, jadi berapa pun angka
kegagalan atau kekalahan, peluang kemenangan pasti menanti, so jangan sia-siakan
kesempatan itu.” Tegasnya lugas.
Sebelumnya, Mantan Kepala Desa (Kades) Desa
Sukamenang ini, aktif menjadi ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI).
Di tahun 2002-2008, ia mulai aktif menjadi kader Golongan Karya (Golkar).
Kemudian di tahun 2004 ia menjadi pimpinan Partai Golkar di kecamatan Karang Jaya.
Dua kali gagal nyaleg tak menghentikan
langkahnya dalam berkecimpung di dunia politik. Justru berkat kegigihan dan
kesabarannya, saat ini ia dipercaya menjabat sebagai ketua DPD Perindo Muratara
priode 2016-2021.
Penulis: Dwi Irmayanti