Muratara-SeputarKito.com, Penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Musi
Rawas Utara (Muratara) sebagai Kabupaten
Daerah Otonomi Baru (DOB) bekinerja terbaik di wilayah bagian barat tahun 2017 pada 25 April 2017 lalu, selain mendapat apresiasi masyarakat
ternyata juga menimbulkan banyak tanya.
Seperti
yang diungkapkan salah satu pemuda Muratara, Abdul Aziz kepada SeputarKito.com,
Rabu 26 April 2017. Dikatankannya, perlu penjelasan lebih detail
terhadap indikator pencapain tersebut sehingga Muratara mendapat penghargaan
pada Otoda ke-XXI di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa, 25 April 2017.
“Saya
pribadi tentu sangat mengapresiasi dengan Pemerintah Muratara atas penghargaan
ini, akan tetapi perlu dijelaskan indikator-indikator apa
dari pencapaian yang dinilai baik, sehingga Pemkab Muratara mendapat
penghargaan tersebut,” terangnya.
Baca juga: Lima Pencapaian, Muratara Dapat Penghargaan
Baca juga: Lima Pencapaian, Muratara Dapat Penghargaan
Ditambahkannya, penghargaan yang didapatkan Muratara melalui Pemerintah Daerah
Kabupaten (Pemkab) Muratara ini belum menjadi kepuasan masyarakatnya. Pasalnya,
penghargaan itu tidak singkron dengan kenyataan di Muratara.
Menurut
Aziz, selain rasa senang dan bangga atas pemberian penghargaan oleh Kemandagri
kepada pemkab Muratara. Dia juga prihatian dibalik penghargaan pencapaian
tersebut. Sebab, baginya pencapaian Muratara itu belum subtansial.
"Pencapaian itu belum subtansial contoh dibidang pendidikan, masih banyak
anak-anak yang putus sekolah di desa-desa Kabupaten Muratara. Masih ditemukan
pembangunan fasilitas umum yang tidak memadai.
Misalnya, masih banyak jalan yang rusak dan berlobang," jelas Aziz.
Kembali
dia katakan, masih banyak lagi pekerjaan rumah Pemkab Muratara harus tuntaskan. Selain itu, dia berharap pemkab terus memicu semangatnya
dalam bekerja untuk melepas status Muratara dari daerah tertinggal. Dijelaskannya, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan
infrastruktur dasar, layanan umum dan tata kelolah keuangan daerah.
"Pemkab
Muratara harus lebih giat lagi untuk bekerja dengan harapan Muratara terlepas
dari daerah tertinggal, misalnya, keamanan, masih banyak pemberitaan yang
menyebutkan salah satu Desa di Muratara kampung begal," harapnya.
Senada
dengan Aziz, kepala Sekolah Dasar (SD) Muara Batang Empuh, Nurhamda,
beranggapan pemerintah daerah Muratara masih kurang perhatian terhadap
pendidikan. Menurutnya, meskipun sekolahnya mendapat peringkat akreditasi B
belum sebanding dengan sarana prasarana pada umumnya.
"Senang
kita mendapatkan penghargaan itu. Tapi sayang, dibalik itu belum ada bantuan
dari pemerintah pusat maupun daerah terhadap fasilitas, sarana, prasarana, dan penunjang
lainnya," tuturnya.