Rupit - SeputarKito.com, Ratusan pemuda yang mengatas namakan Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Muratara melakukan aksi demo di depan kantor bupati Muratara, Selasa, 25 April 2017.
Kordinator lapangan Redi Kosasi dalam orasinya meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Muratara untuk mencopot staf khusus bupati Muratara bagian keagamaan dan pemerdayaan. Pasalnya, menurut Redi, oknum tersebut telah menodai nilai-nilai agama Islam di bumi bumi Muratara.
"Kami minta kepada pemkab Muratara untuk mencopot dan mengusir oknum yang melakukan penodaan agama Islam di Muratara," terang Redi, saat berorasi, Rupit, Selasa, 25 April 2017.
Lanjutnya, pemuda dan mahasiswa Muratara tidak terima atas pelakuan pelecehan seksual oleh oknum inisial FI terhadap pegawai Dinas Sosial inisial L.
Katanya, sebagai generasi muda Muratara, tidak ingin ada kelakuan pejabat yang melenceng dari norma Agama.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) H Devi Suhartoni mengatakan kita minta aksi pada hari ini soal saudara FI akan segara kita rapatkan bersama bupati Muratara. Sebab Bupatilah yang dapat mengambil keputusan. "Ya, soal surat pemberhentia sementara kepada saudara FI, secepatnya akan kita rapatkan bersama bupati," ucap Wabup.
Selanjutnya, ia mengajak kepada anggota aksi dan masyarakat Muratara, agar selalu menjaga nama baik Muratara.
"Muratara ini miliki kita bersama, bukan milik bupati dan Wabup Muratara, jadi kewajiban kita untuk menjaganya," pungkas Wabup.
Usai menerima penjelasan wakil bupati, puluhan pemuda ini memubarkan diri dengan tertib.
Dilain tempat, Ketua LSM Detak, Aan Jumadi, menilai aksi pemuda Muratara ini seharusnya tidak harus dilakukan, menurutnya, pemkab sekarang lebih terbuka bagi semua orang dan kelompok dengan mengedepankan duduk satu meja.
"Awak dan LSM Detak tidak mendukung aksi teman-teman hari ini, dengan menyelesaikan isu di Muratara dengan demo. Seharusnya, mengedapankan musyawarah mufakat toh pemimpin kita sangat santun dan bijaksana," terangnya.
Lanjutnya, selaku, Ketua LSM Detak (demokrasi Tegakkan Keadilan), "Kami berbeda cara menyelesaikan masalah, bukan dengan berdemo. Apa lagi itu untuk mencari sensasi dan kepentingan pribadi" tutupnya.